Selasa, 03 Mei 2011

MULOK manaqib syekh abdul qadir

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan zaman semakin cepat. Terakhir kita sudah memasuki masa atau era ilmu pengetahuan dari sebelumnya yakni era feodalisme dan industrialisme. Era ilmu pengetahuan ini juga bisa disebut era teknologi informasi (IT) dan era globalisasi. Di era ilmu pengetahuan ini, control terhadap kehidupan manusia semakin luas. Ini berarti suatu masyarakat atau bangsa yang tidak menguasai atau mengkontrol ilmu pengetahuan berarti akan kehilangan power politik dan ekonominya. Oleh karea itu masa depan disebut juga knowledge society. Sedangkan dari segi globalisasi, faham ini telah merambahke seluruh aspek kehidupan. Bahkan, bersama globalisasi, kosmopolitanisme, dianut sebagai idiologi dan multikulturalisme semakin menjadi visi hidup berperadaban. Singkot Sarait mengemukakan dua cirri yang ada dalam masyarakat global ini. Pertama, kemajuan teknologi khususnya komunikasi yang telah melahirkan suatu bentuk Negara baru, yaitu dunia tanpa batas (borderless world). Kedua, lahirnya suatu masyarakat yang meminta manusia-manusia yang berkualitas, baik aspek fisik, intelektual dan moral dan bukan hanya satu aspek saja dari pengembangan manusia itu.

A.Malik Fadjar mengemukakan ada empat hal yang menjadi permasalahan dalam masyarakat global. Pertama, stigma keterpurukan bangsa. Kedua, eskalasi konflik. Ketiga, krisis etika dan moral. Dan keempat pudarnya identitas bangsa. Menghadapi kenyataan ini, meniscayakan strategi-strategi kependidikan melalui pranata-pranata yang dikandungnya mampu mengakomodasi perubahan-perubahan global. Arah perubahan ini mengacu kepada hal-hal yang bersifat imperative maupun empirik.

Secara imperative, dapat dikatakan bahwa pendisikan bertugas membangun pola-pola budaya baru agar dapat membantu masyarakat mengakomodasi perubahan-perubahan yang sedang terjadi. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh futurology Alfin Tofler, bahwa pendidikan harus selalu mengacu pada masa depan. Sedangkan secara empiris, dapat dilihat bahwa dunia pendidikan kita dalam menjawab perubahan-perubahan global masih terasa lamban. Oleh karena itu, dibutuhkan penyelesaian baik ditingkat wacana maupun aksi kebijakan.

Lembaga Pendidikan Islam merupakan salah satu komponen dalam Pendidikan Nasional yang harus ikut menjawab dan menyelesaikan segenap permasalahan dan tantangan yang timbul akibat arus globalisasi ini. Hal ini diperkuat oleh pendapat Sachiko Murata dan William Chittik, dua Guru Besar di State university of New York, AS (dalam The Vission of Islam,1994) bahwa obat untuk mengatasi berbagai problemmasyarakat yakni kelaparan, penindasan, dan penyakit social lain adalah “to return to God hrough religion (harus kembali pada Tuhan melalui agama)”. Madrasah adalah salah satu tempat yang bisa dijadikan sumber belajar ilmu Agama Islam. Senada dengan hal ini, Muhaimin mengatakan bahwa madrasah masih actual dalam menjawab masalah itu dan tergantung pihak madrasah.

Namun sampai saat ini, keberadaan madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Islam masih jauh dari apa yang diharapkan umatnya. Bahkan secara kualitatif, lembaga-lembaga pendidikan Pendidikan Islam yang sekarang ini muncul serta dinilai “terkemuka” (outsanding) masih jauh dari penilaian ideal. Di samping itu, perkembangan IPTEK dan budaya masyarakat menimbulkan tuntutan yang semakin tinggi terhadap standar pendidikan. Sekali lagi, dapat dikatakan bahwa, Lembaga Pendidikan Islam Madrasah masih mene,pati kelas “ekonomi” jika dibandingkan dengan lembaga Pendidikan Nasrani dan Katholik.

Melihat tantangan masa depan di era globalisasi yang yang semakin kompleks, maka Lembaga Pendidikan Islam Madrasah harus mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni para siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.

MA Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara, merupakan Madrasag yang ada di dalam naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif, MA Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara merupakan madrasag yang masih sangat Muda yang berdiri tahun 2006, di zaman globalisasi ini dengan berbagai permasalahan yang disebutkan di atas, tentunya ada kebijakan dalam menanggapi kebutuhan masyarakat.

Dalam hal ini Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-jailani, yang ada di MA Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara merupakan tradisi yang masih dilestarikan di masyarakat Tengguli.

Bertolak dari hal di atas, maka penulis ingin mengkaji lebih mendalam dalam proposal penelitian dengan judul “Studi Analisis Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani di MA Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara”.

B. PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah dalam judul ini penulis maksudkan untuk member batasan dan kejelasan mengenai permasalahan yang ingin penulis kaji. Selain itu, penulis juga mempunyai maksud untuk menghindari kekaburan dari permasalahan yang penulis teliti.
Adapun penegasan istilah-istilah itu antara lain:
1. Mutan Lokal
Kurikulum muatan local merupakan suatu inovasi dalam bidang Pendidikan yang diberikan di sekolah yang relevan dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan hidup siswa.
2. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Kamus Al Hakam terbitan Sendang Ilmu mengartikan Manaqib yaitu sifat, perangai, Watak.
Sedangkan dalam kitab An Nurul Burhan Yyang merupakan terjemahan dari Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, pengertian Manaqib Adalah cerita atau kisah yang bagus atau baik.
Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah kisah tentang sifat-sifat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terpuji.
3. Madrasah Nahdlatul Ulama Tengguli bangsri Jepara
Adalah madrasah Aliyah yang berdiri dari aspirasi para siswa alumni dari MTs Nahdlatul Ulama yang menginginkan didirikannya Madrasah Aliyah di desa Tengguli yang sebelumnya belum ada madrasag Aliyah.
Jadi, dalam proposal penelitian ini, penulis ingin mendeskripsikan tentang Studi Analisis Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik beberapa rumusan masalah:
1) Bagaimana latar belakang diajarkannya Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Madrasah Aliyah nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara?
2) Apa pelajaran yang bisa diambil dari Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh siswa Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara?

D. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penelitian memiliki tujuan :
1) Untuk mengetahui latar belakang diajarkannya Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al_Jailani di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli bangsri Jepara.
2) Untuk mengetahui Pelajaran apa yang bisa diambil siswa Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara dari Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memiliki manfaat berikut :
1) Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai muatan local.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi Pihak Madrasah
I. Mengetahui seberapa sukses muatan local Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang telah diajarkan.
II. Sebagi bahan evaluasi terhadap diselenggarakannya muatan local Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
b) Bagi Pihak Stakeholders/pengguna
I. Mengetahui Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
II. Member penilaian terhadap Madrasah dalam usaha menyelenggarakan Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
c) Bagi Peneliti
Memperoleh wawasan dan pengetahuan akan pentingnya Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam rangka melestarikan kebudayaan serta bisa diambil pelajaran dari kisah-kisahnya.


F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian yang digunakan untuk mengkaji Studi Analisis Muatan Lokal Manaqib Syekh Abdul Qadir Al_jailani di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli bangsri Jepara adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah instrument kunci, penganbilan sempel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat Induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Sedangkan, Nurul Zuriah mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Peneliti menggunakanpendekatan kualitatif karena pertama, lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda. Kedua, lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek peneliti.
Ketiga, memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi.
Selain itu, penggunaan pendekatan kualitatif ini dikarenakan, permasalahan belum jelas, holistic, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin, data pada situasi social tersebutdijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrument seperti test, kuesioner, dan pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami, situasi social secara mendalam.
Dengan menggunakan metode ini, peneliti berharap dapat masuk ke dalam situasi social secara menyeluruh sehingga dapat mengetahui segala sesuatu yang ingin penulis gali dari situasi social tadi.
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis teliti adalah di madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara.
3. Instumen Penelitian
Dalam penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif instrument penelitiannya adalah peneliti sendiri.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah dalam penelitian untuk mendapat data. Pengumpulan data ini, dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara.
a. Berbagai setting
Bila dilihat dari berbagai settingnya, teknik pengumpulan data ini, dilakukan pada setting alamiah (natural setting), yakni di kondisi asli obyek yang diteliti. Yakni meliputi, Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara. Selain itu juga di rumah atau kediaman para guru.
b. Berbagai sumber
Sumber data ini sendiri ada dua, yakni sumber data primer dan sumber sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer ini meliputi, ketua Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara.
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Bentuk sumber data ini meliputi dokumen-dokumen, arsip-arsip dari madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara.
c. Berbagai cara
Cara pengumpulan data ini ada tiga :
I. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti. S. Nasution menambahkan bahwa bila kita ingin mengelal dunia sosia, kita harus memasuki dunia itu. Kita harus hidup di kalangan manusia, melihat dengan mata kepala sendiri, apa yang terjadi, mendengr dengan mata kepala sendiri apa yang dikatakan orang. Lihat dan dengar. Catat apa yang dilihat dan didengar, catat apa yang mereka katakana, pikirkan dan rasakan.
Jenis observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif artinya sambil melakukan engamatan ini peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data yang ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap prilaku yang tampak.
II. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi hasil dari observasi. Karena menurut S. Nasution, observasi saja tidak memadai dalam melakukan poenelitian. Mengamati kegiatan dan kelakuan orang saja tidak dapat mengungkapkan apa yang diamati atau dirasakan orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menggunakan jenis wawancara semistruktur (sestuctur interview), di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara stuktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Informan yang diwawancarai dalam penelitian iani adalah kepala madrasah dan Waka Madrasah Aliyah nahdlatul Ulama Tengguli bangsri Jepara.
III. Dokumentasi
Dokumentasi sendiri bisa diartikan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berupa, tulisan, gambar, catatan harian, biografi, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
Dokumen berguna karena dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. Dokumen ini digunakan untuk mengetahui dokumen-dokumen atau catatan penting tentang obyek yang diteliti, yakni madrasah Aliyah nahdlatul Ulama Tengguli Bangsri Jepara.
5. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal) dan confirmability (obyektifitas)
a. Uji kredibilitas,
1) Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara, lagi dengan sumber data yang pernag ditemui maupun yang baru. Dengan adanya perpanjangan pengamatan ini, diharapkan peneliti dapat lebih akrab lagi dengan obyek yang diamatitidak lagi merasa ada jarak. Jika sudah demikian, data-data baru bisa di peroleh dari kedekatan tersebut dari semula yang mungkin masih terasa rahasia atau sulit diungkap oleh obyek yang diteliti.
2).Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan itu juga, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah satu baik.
b. Pengujian Tranferbilitas
Transferability atau validitas eksternal berkenaan dengan tingkat generalisasi atau tingkat aplikasi, apakah hasil penelitian itu juga berlaku bagi situasi-situasi lain. Sugiyono menambahkan bahwa dalam transferability peneliti dalam membuat laporannya peneneliti harus memberikan uraian yang jelas, rinci, dan dapat dipercaya. Sehingga pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut.
c. Pengujian Konfirmability
Metode penelitian kualitatif menganggap bahwa hasil suatu penelitian akan obyektif bila juga dibenarkan atau di “confirm” oleh orang atau peneliti lain yang ahli. Uji konfirmability mirip dengan uji dependability, yaknimengujikan kepada orang lain atau dosen pembimbing maka pelaksanaanya dapat dilakukan secara bersama.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika ini dimaksudkan sebagai gambaran umum yang akan menjadi pembahasan dalam proposal ini. Dalam hal penulisan membagi sistematika penulisan menjadi tiga bagian secara garis besar, yaitu :
1. Bagian muka
Pada bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halam persembahan, kata pengantar, halaman daftar isi.

2. Bagian isi dan batang tubuh
Bagian isi dan batang tubuh meliputi :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan judul, metode penelitian, metode analisis data, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Kajian pustaka yang mencakup tinjauan tentang muatan local yang meliputi, pengertian muatan local,karakteristik muatan local, landasan filosofis muatan local, cirri-ciri muatan local.
Tinjauan madrasah, dan karakteristik madrasah.
BAB III Berisi tentang deskripsi lapangan, meliputi :
a. Kondisi obyektif madrasah aliyah nahdlatul ulama Tengguli Bangsri Jepara yaitu letak geografis dan sejarah berdirinya, struktur organisasi,keadaan guru, siswa dan karyawan serta keadaan sarana dan prasarana.
b. Muatan local Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-jailani di madrasah Aliyah Nahdlatuil Ulama Tengguli Bangsri.
BAb IV Analisis data merupakan bab pembahasan dan hasil penelitian. Dalam bab ini menguraikan tentang laporan hasil penelitian, terdiri atas hal-hal yang menyangkut deskripsi obyek penelitian, penyajian dan analisis data, dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Simpulan, saran-saran dan penutup.
3. Bagian akhir
Bagian ini berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat penulis.















Daftar Pustaka

 Al Hakam,Imam Wicaksono, KAMUS AL HAKAM, Sendang Ilmu Solo, hal. 268
 Fadjar,Malik dalam Ahmad Barizi (editor), Holistika Pemikiran Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 66
 Lutfi,Abu Al Hakim, An Nurul Burhan,Toha Putra Semarang, hal. 7
 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam : Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum hingga redefinisi Islamisasi Pengetahuan, Nuansa, Bandung, 2003, hal. 197
 Qomar,Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga Surabaya, 2007, hal 43-45
 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito Bandung, 2003, hal. 57
 Sanjaya,Wina, KURIKULUM PEMBELAJARAN : Teori dan Prakti Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), KENCANA Jakarta, 2008, hal. 10
 Sirait,Sangkot, Persaingan Global dan Pendidikan Tinggi Islam dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Tentang Konsep, Problem, dan Prospek Pendidikan Islam, Vol. 3 no. 2 Januari2002, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal 38-39
 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2006, hal. 15
 Zuriah,Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, hal 92

Tidak ada komentar:

Posting Komentar